Selasa, 27 Januari 2009

pura-pura berkata

gema sincia bergaung, orang-orang tersenyum dengan mengenakan pakaian serba merah.
sebuah tradisi, kataku... mengenai segala apa yang saat ini dilihat.
kiong hi.. kiong hi... bahkan tak jarang pun, si samsi ikut bergoyang seirama dengan angpao yang tersebar.

tentunya ini adalah sebuah berkah bagi manusia sepertiku, yang nyatanya tidak dapat menghasilkan uang dalam satu hari, sebanyak menghasilkan uang dalam satu hari sincia.
"berharap bila sincia setiap hari" hahahaha....
sama halnya dengan sebuah tradisi idul fitri, dimana orang-orang remaja anak-anak mendapatkan uang dari yang dewasa..

masalahnya aku sudah akan dewasa,
dan tanpa aku bisa mengelak, otomatis, suatu saat pun aku harus memberi mereka uang.
bagaimana bisa kulakukan? sementara sekarang aku masih bermanja-manja dengan uang orang tua....

pada kenyataannya, tak semudah itu, sementara di tiap detik, hidup menjadi semakin berat.
kadang, aku ingin menangis, ingin mengeluhkan kesahku akan kekesalan, kekecewaan, amarah... yang kadang membuatku "tak seperti gadis lain"
kadang aku terlalu iri dan berharap bisa hidup bertukar raga dengan mereka.
hanya saja, tidak ada yang bisa aku ajak berunding sementara egois memang selalu berada di benak kami masing-masing...

memang, pada akhirnya, aku hanya bisa pura-pura berkata "aku baik2 saja"
atau semacam "aku memang bahagia"
sementara dirimu sejauh itu lebih bahagia daripada aku yang hanya pura-pura berkata..
berharap memang hal itu terjadi padaku?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar