Jumat, 09 Januari 2009

malam yang singkat

terasa rintik gerimis mengetuk kepalaku,
asap tebal disertai percikan api membuat suatu komplementer unik
teman-teman tertawa, di kala daging dan tusukan sate berwarna kehitaman
aku tak berharap banyak, apalagi dengan pengalaman yang nol
berada di sini, dan bersama mereka saja sudah cukup mengenyangkan
tak terasa pahit-pahit arang menyentuh lidah,
mungkin sudah mati rasa...

akhirnya, tumpukan makanan yang tersisa pun,
menjadi seonggok uang yang terbuang...tersia-sia
tapi tidak ada yang rakus, tidak ada pula yang merasa itu mubazir
yang aneh, untuk aku sekalipun, lambungku sudah menutup pintu..

beberapa dari mereka, berusaha untuk datang di sela kesibukannya
yang lain, berusaha untuk datang membantu meski tak banyak mengenal kami
ada juga, yang berusaha untuk tetap bersama kami, meski malam tak mengijinkan
sementara,
yang lain lagi, entah dimana, sedang berada dalam kemungkinan tak dapat hadir

rasanya, menyenangkan berada di sini,
bukan karena makanan yang bertumpuk dan bumbu menggoda,
bukan pula karena kondisi suasana dan lokasi yang nyaman,
mungkin, karena kebersamaan yang mungkin tak akan terulang lain kali.
suatu memorial sejarah pribadi...

mungkin sama seperti bau asap melekat di bajuku, bau aroma kenangan,
seseorang yang pernah berada dekat denganku, sangat dekat suatu malam
namun sudah kutinggalkan jauh-jauh di belakang,

tersadar dari lamunan, matahari telah memunculkan batang hidungnya,
sarat akan sinar dan seakan pengumuman,

kawan,
pesta telah usai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar