Jumat, 20 Februari 2009

Pretending

pagi-pagi yang indah, dengan mentari bersinar terik, bangun pagi di saat yang lain belum bangun, seakan mimpi...
bermandikan cahaya UV, terasa sehat, dan kutemukan ibuku di ruangan sebelah,
--aku tersenyum--
dia tersenyum, memintaku untuk membawakannya barang daftar belanjaan ini itu.. seakan menjadi rutinitas setiap hari, yang harus dilakukannya terhadapku, aku menyambutnya
--aku tersenyum--

berangkatlah aku ke kampus, melihat banyak anak-anak remaja beranjak dewasa dengan dandanan modis dan keren, seketika itu juga, beberapa menyambutku dengan riang gembira,... seakan permasalahan apapun bisa terselesaikan dengan senyum.
--aku tersenyum--
mereka tertawa gembira, meminta ku untuk bergabung, semestinya ujungnya adalah bergabung untuk membuatkan tugas-tugas mereka sementara mereka cabut dari kelas.
--aku tersenyum--

tidak banyak yang tahu, termasuk d0sen.. dia juga memarahiku, karena dianggapnya aku tak berkomit pada kelas.. sementara teman-teman yang lain yang sekelompok denganku justru pergi.. aku dianggap nya bodoh, payah.. murid rendahan.
--aku tersenyum--
meminta tolong untuk memudahkanku menjalani kuliah...

di kantin, terlihat orang-orang beramai-ramai mendatangiku, bukan, tepatnya mendatangi sebelah mejaku... cewe-cewe berdandan menor dan berpakaian seksi itu nampak sibuk bergosip sementara beberapa benda mereka, seketika jatuh bergulung ke arahku...aku memungutnya... dan menyerahkannya...
--aku tersenyum--
mereka berterimakasih dengan nada menggoda lalu pergi dengan membisikkan ke satu sama lain sambil memandangiku dengan tatapan meremehkan.

sebelum pulang, seorang teman memintaku untuk mengantarnya ke suatu tempat, yang kebetulan tak jauh dari tempat aku harus belanja... aku mengangguk setuju
dan nyatanya, dia justru berbohong, tempat yang hendak didatanginya, justru jauh dibanding perkiraanku, panas, terik, dan bensin motor yang semakin berkurang...
dalam pikiranku, bagaimana aku bisa membeli bensin sementara uangku pas-pas-an bahkan kurang,
dia terus meminta maaf, ketika sampai pada tempatnya,
--aku tersenyum--
berkata tidak apa-apa. bukan salahnya..

ketika sampai di rumah, aku mendapati kabar, seorang sahabat telah berkencan dengan orang yang kutaksir selama ini... dia meminta saran padaku, dan berharap aku mengucapkan selamat.
aku berpikir berulang-ulang, dengan perasaan campur aduk,
ketika akhirnya..
--aku tersenyum--
dan mengatakan "semoga kalian bahagia"

sesaat setelahnya, seorang teman mengajakku untuk berjalan-jalan. dan kulakukan. ketika sampai di suatu tempat mewah, yang sangat tak cocok dengan budget dan keadaanku saat ini, aku merasa.. minder, seakan orang miskin tak berdaya menghadapi tagihan mendadak. aku nyatanya ingin diet, alibiku, tapi tak nampak orang percaya, dan mereka terus mencercaku untuk makan...
--aku tersenyum--
tak berharap melihat wajah kecewa mereka, dan dengan tabunganku kugunakan.

pulangnya, kulihat ibuku sedang menata bahan-bahan kerjaku yang seharusnya kukerjakan hari ini.. basah oleh air. aku tertegun, ingin menangis, tapi tak kulakukan. ibuku lebih terlihat ingin menangis.
--aku tersenyum--
menepuk pundak ibuku, mengatakan akan baik-baik saja dan bisa mengatasinya.
dia mengelus dada, berkata, berbahagia memiliki anak sepertiku.

aku menelepon kakakku, berharap dia bisa membantu untuk kerjaanku yang tercecer, basah oleh air.. tapi dia tak bisa dihubungi,
dan ketika dia menjawab telepon, dia berkata, dia tak bisa membantuku,
sungguh seribu maaf...
--aku tersenyum--
mengatakan, tidak apa-apa. terima kasih sudah bersimpati terhadapku.

aku mengerjakan lagi dengan susah payah, lelah oleh waktu, keadaan dan emosi yang terus mengguncang, ketika aku menjawab telepon.
seorang saudara, ingin meminta bantuanku, mengarangkan cerita dongeng tidurnya, yang seharusnya tak jauh lebih penting daripada apa yang kukerjakan.
dia terus berkata maaf jika merepotkan, dan seakan itu perlu saja untuk diucapkan.
--aku tersenyum--
berkata akan membantunya melakukan hal-hal sekecil apa saja untuk membuatnya senang, dan dampakny dia sangat berhutang budi.

ketika tidur, kulihat jam 12, dan kurasakan tubuhku semakin tua, pas dengan hari ulang tahunku yang berdetak maju.
tidak terjadi apa"...
tidak ada yang mengucapkan apapun...
tidak siapapun...
--aku tersenyum--
dan berdoa, sungguh beruntung menjalani hidup selama ini...

semakin emosiku meledak".. berharap, bsok, aku bukanlah seperti aku saat ini,
melainkan lain,
aku tak perlu menjadi orang yang benar-benar diharapkan.
aku ingin menjadi orang yang aku harapkan.

pretending, someone else can come and save me from myself...
dan ketika tak terjadi jua. nampaknya aku yang harus mengubah hariku.

suram...
--aku menangis--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar