Rabu, 11 Februari 2009

kisah seekor kutu loncat

kegalauan sesaat menggenangi nasibku, hariku, dan cuaca
mendung, kelabu, amat cocok dengan nasibku saat ini yang tak terarah...
sesaat aku berharap bisa menemukan salah seorang yang cocok denganku,
tapi kenyataannya, aku telah terlambat untuk bergabung dalam kelompok,
yang memang bukan untukku...

beberapa teman bersorak padaku, melambai untuk bergabung
ketika berada di tempatnya, tersenyum, bergerak, beraktivitas bersama,
maka realita dan penyadaran akan tempat yang tidak seharusnya aku berada, begitu jelas...
akhirnya aku bertanya kembali,
"kenapa aku disini?"

ketika berpindah dan berpindah, dari teman"yang satu ke yang lain,
perasaan ini tak pernah hilang pada akhirnya... begitu banyak teman, kenalan, koneksi..
dan bahkan di manapun selalu disapa, bagaikan terkenal...
tapi yakinkah diriku seterkenal itu, ataukah hanya kepopuleran yang mengenal "namaku" saja,, dan bukan aku?

iRi.. sejujurnya aku iri,
melihat begitu banyak sahabat yang kompak, bersama, dan menjalin persahabatan suka dan duka yang tiada akhir.
keindahan akan hal itu yang ternyata tidak kumiliki,
sementara mungkinkah mereka iri padaku, yang dimanapun kapanpun, teman ku selalu banyak....
aku memiliki banyak teman,
tapi bukan sahabat.

dan ketika, aku terjatuh,
kau akan sadar... bahwa sejujurnya, aku sendirian.
seperti episode" yang selalu datang berentetan dalam hidupku,
tanpa mengecap hal yang berarti akan persahabatan, dan itu adalah kosong.

mereka datang dan pergi,
muncul dan lenyap,
seakan tak pernah ada yang kekal,
dan memang seperti itu hidup..

membutuhkan jiwa yang tegar untuk menjalani hidup seperti ini,
yang barangkali bukan saat yang tepat untuk menemukan sahabat yang,
di saat kehancuran datang, atau dunia tidak berada di tanganku,
dia adalah satu-satunya yang bersamaku,
menemukan bahwa dia blm datang,
tataplah langit, hujan menjelang...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar