Rabu, 01 September 2010

Menghargai Hidup

Pada tahun keduaku, menjalani mimpi,
ada satu hal yang berbeda dalam hidupku...

aku tiba, di tahun keduaku, dengan dua koper besar di tanganku, dan tas jinjing kecil..
suasananya tidak pernah berbeda dengan suasana pertama aku menginjakkan kaki di tanah ini, hawa yang sama, cuaca yang tepat sama, sinar matahari yang lengket membakar tubuh,
tidak ada yang berbeda...
rasa tegangku pun tak kalah jauh sama dengan pertama kali aku berada di sini,
aku mentegarkan diriku, dan berjalan sendirian, menapaki apa yang aku perbuat, hasilnya, menghela nafas sejenak,, dan berjanji akan kuat.

aku masih teringat rangkaian kisah tahun pertamaku yang selama ini aku anggap mimpi indah....
dalam masa yang bersamaan, aku memiliki segalanya...
teman - cinta - sahabat - keluarga - finansial - waktu - kebebasan...
aku mereka-reka lagi apa yang pernah terjadi di jalan yang kulalui sekarang,,
aku teringat,, seseorang akan menelpon aku untuk mengecek apakah aku sudah sampai atau belum...
di depan sana, akan ada orang yang menjemput aku dan membantuku membawa barang...
aku melewati semua itu, dan kosong..
benar-benar sepi..
ada beberapa orang yang tak kukenal..
dan aku melalui mereka, mereka pun mengacuhkan aku...

tahun kedua ini, sudah kutekadin untuk dilalui dengan kuat.
aku merasa bahagia saat aku hidup sempurna,,
dan ketika sempurna, aku jatuh lagi di lubang yang sama,,
merakit nya lagi dari awal..
permainan ini bagiku semacam menyusun puzzle..
ketika sudah terlengkapi, aku mengacaknya dan mengulangnya...

tidak ada yang menelpon maupun menjemput aku,
karena aku meninggalkan semua itu di belakang.
tidak ada yang salah dengan mereka.
masalahnya memang ada di aku.
seorang sinting yang tergila-gila pada kekelaman.

aku terus beruntung, karena selalu ada orang yang menolong aku,,
ada saja orang yang mendadak tak kukenal, membantuku membawakan koper.
aku selalu beruntung...

hidupku sangat beruntung,
kehidupan yang sempurna selalu ada di dekatku, kapan saja selalu berada untuk aku ambil. puzzle yang sebenarnya bisa tersusun sempurna.

aku menggiring koperku sampai dikamar, menemukan beberapa orang yang kukenal tersenyum padaku.
aku menguatkan diriku, inilah hidupku dimana aku tidak bisa lari.
tapi aku bisa membuatnya menarik.
kadang aku bisa di atas, kadang bisa di bawah..
tidak ada yang seru jika aku di atas terus,, begitu juga akan menyedihkan bila aku di bawah...

malam yang kulalui pun terasa lebih sepi dari biasa,
aku teringat, seseorang akan menelpon dan membuatku manja dan tertawa,,
sementara yang lainnya akan datang mengajakku nonton atau merencanakan ke mana kita akan pergi besok...
mulai hari ini, semua yang kemaren pernah terjadi, sudah benar2 mimpi indah yang berlalu, aku bahkan tidak mengingat detailnya.

aku benci mengatakan ini mimpi buruk,
karena sedikitpun aku belum melalui dan merasakan hal-hal buruk itu.
semuanya adalah mindset aku.

seseorang mendatangi kesepianku pada akhirnya,
dan menanyakan kenapa aku sekarang seperti ini,,
aku mulai mengatakannya, tidak ada yang salah dengan mereka yang meninggalkan aku.
jauh sebelum mereka meninggalkan aku, aku dulu yang telah meninggalkan mereka,
aku sudah jauh berada di dunia berbeda dengan mereka..

"kemana kekasihmu?" tanya dia.
aku tidak menjawab, selama ini ada orang-orang yang merasa aku memiliki dua kekasih dalam dua dunia. jawabannya, aku tidak memiliki kekasih yang manapun. Segalanya adalah -jelas- rekayasa pikiranku.

aku mencintai sekaligus terbeban oleh salah satu diantaranya. yang satunya lagi, totally semacam kegilaanku.
aku bermain api dan membakar diriku sendiri, diantara keduanya.

aku tidak tahu haruskah menangis atau menyesal kehilangan keduanya.
karena sekarang, aku benar-benar tidak ada di antara mereka.
sama sekali hilang.
nampaknya ini semua yang dikehendaki oleh hatiku,
aku tau ini akan terjadi,
aku tau kekasihku di dunia nyata akan meninggalkanku,
dan aku membuatnya terjadi dengan cepat, aku merekayasa kekasih yang satunya,
dengan hatiku....

aku mengelabui semuanya dengan melakukan hal-hal riskan dan memalukan,
aku benar-benar tidak peduli dengan pandangan orang terhadapku,
aku membuatnya image sempurnaku berantakan, seperti puzzle yang kurubuhkan sendiri.
proses penghancuran puzzle ini begitu menyakitkan sekaligus menyenangkan,,

aku mempermainkan pemikiran orang-orang,
dan mereka mulai percaya bahwa aku memang beruntung, dengan dua kekasih dalam dua dunia,
yang sebenarnya, tidak satupun dr mereka adalah kekasihku.
yang satunya sudah hilang entah ke mana, dan satunya lagi adalah murni- kebohonganku.
aku tidak pernah menciumnya, memeluknya, menyentuhnya...
bagaikan delusi yang kurasakan secara nyata,
tapi aku menganggapnya kenyataan,
mungkin kebenarannya adalah, aku ingin menganggap itu nyata, terjadi dalam duniaku.

aku sedih sekaligus merasa puas saat mereka percaya,
puzzle nya benar-benar sudah hancur.


bahkan dokter pun, tak sanggup memperbaiki aku,
tak sanggup mengobati isi hati yang membeludak ini,
banyak kepribadian dalam satu orang.
ditambah pemikiran yang bagaikan medan perang.


kehidupanku tak benar-benar normal,
aku benci hidup bahagia sekaligus benci hidup sengsara.
saat sengsara aku ingin bahagia, dan sebaliknya,
seperti puzzle, yang tak pernah puas aku rakit...

tidak ada yang salah dari mereka semua, mereka sangat baik, sungguh.
ini masalahku, dan tidak ada obatnya,, bukan watak, bukan juga prinsip..
tapi jiwa.

aku tidak lagi-lagi menginginkan mereka..
hidupku terlalu kejam untuk mereka,
aku tidak bisa menghargai hidupku, bagaimana aku pantas untuk mereka,
bagaimana bisa menghargai hidup mereka..
mereka benar, mereka pantas mendapatkan hidup yang normal.

seutas pemikiranku diputus oleh bunyi pintu yang berdecit,
seorang suster mengurusi aku, koperku tertata rapi di samping.
dia membawakan aku obat,, yang selalu membuat aku berdebar2,, dan merasa akan cepat mati.
nampaknya benar, ini tempat di mana aku tidak bisa pergi,,
keputusan kedua orang tuaku.
tahun keduaku, aku masuk lagi di ruangan ini,
walau tanpa sel, aku berada di tempat paling jauh,,
rumah sakit jiwa,, tanpa siapapun untukku.
tanpa siapapun sangggup menolongku keluar, bukan hanya dari penjara ini, tp dari ruangan ini...

kebahagian sejatiku,
sebuah kekelaman.

(rumah sakit jiwa, mimpi buruk) sekaligus baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar