Selasa, 07 April 2009

ironisnya hidup bersamamu (sepenggal cerita-part.3)

seorang gadis nampak duduk di ujung koridor.. berwajah suram,
dan makin masam oleh waktu yang terus berdetak.. tak.. tak...

yang dirasakan seiringan bersamaan dengan detak waktu adalah, jantungnya.
mendadak berdebar-debar dan berubah menjadi kegalauan luar biasa.

pikiran-pikiran yang tidak baik berkelebatan di pikirannya, dan sesaat tertuju pada keputusan finalnya, -penderitaan tiada akhir-

"ayolah.. ayolah... " katanya menenangkan diri,
dia buru-buru menyetel musik dan memasang speakerphone di telinganya,
memecet-mencet dengan galau musik apa yang dirasa cocok untuk menenangkan dirinya,
namun perasaannya menjadi campur aduk tak karuan ketika mendengar lirik lagu...
"kini, aku sendiri.. tak ada yang mencari..sampai disini.."

debaran dadanya menjadi tambah kuat.


akhirnya, seseorang datang menghampirinya, bertanya-tanya,
"kenapa ada di sini? sendirian pula!"

dia tersenyum masam, "hm.. sedang menganggur"

"ngga pulang aja?"

"akan"

lalu orang itu pergi dan menghilang,
si gadis tak mengalihkan pandangannya dari punggung orang tersebut, hingga pudar oleh lorong-lorong koridor yang makin gelap.


perasaan menjadi tak menentu, mengapa begini?
mengapa berat melihat orang yang pernah dikasihi,.. bersama orang lain?
kenapa tidak mencoba melupakannya sejenak... atau lebih baikkah jika amnesia sesaat?


si gadis menghela nafas berat,
"...aku pasti bisa".

ketika cinta membutakan segalanya, kadang, yang diperlukan hanya kekuatan diantara pengkhianatan dan kekecewaan luar biasa....
sambil bersumpah untuk terus maju, si gadis bergerak untuk mengikuti punggung itu,
"suatu saat, aku pasti akan mentertawakan kejadian ini..." menghapus kekecewaan dan air matanya...

dia maju.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar