Kamis, 12 Mei 2011

Terminal...

Hujan rintik-rintik, langit berkilat kilat tak mau kalah...

Aku masih disini...

masih asik memandangi peperangan antara alam yang mengitari terminal,
tempatku duduk sekarang ini... terminal bis..
kadang,, aku menoleh ke kanan, masih ada dia.
duduk dengan pakaiannya yg lusuh dan ala kadarnya...

"mau?" tanyaku, sambil menyodorkan sepak permen karet yang sudah berkurang tiga..
dia sejenak menoleh kanan kiri,, tidak ada siapa2, sudah jelas yang aku maksud adalah dia.
"eh.. ah.. terima kasih" dia ragu2 mengambil satu potong permen karet mint ku..
"ke mana?" tanyaku
dia melirik sedikit ke arahku, dan melihat telunjukku menunjuk bis bis yg masih tidak bergerak.
"ke.." jawabnya rintih "..kota"
"oh.." aku tidak bertanya lagi.
sebenarnya sudah ada segudang pertanyaan yang ingin ak tanyakan padanya, seperti, mau apa dia ke kota, mau bertemu siapa, kenapa sendirian, dan banyak lagi..
tapi nampaknya dia sudah enggan berbicara..

dia bolak balik melihat ke tangan kanannya, yang terpasang jam tangan butut coklat kekuningan..
merasa ada yg tidak beres, dia menggoyang goyangkan tangan kanannya,,
yang sebenarnya menggoyang goyangkan jam tangannya..

"jam lima" ujarku... "masih dua jam lagi hingga bis datang"
"oh.." gumamnya..

lalu kami diam kembali..
lucu juga,
di terminal kota kecil sekecil ini,
dengan hanya kita berdua di tempat ini,,
tapi kita masih diam tak bicara..

"hm.. " dia tiba tiba melihat ke arahku,, penuh dengan rasa tak pasti "kamu ke mana?"
"aku belum tahu" ujarku sambil tertawa..
"gak tahu?" tanyanya tak yakin..
"yap.." aku tersenyum kecil, sembari melihat tas backpackku yang penuh dengan barang yang berserakan "aku tergantung angin ke mana membawaku pergi"
"apa yang membuatmu yakin, angin akan membawamu pergi ke tempat yang lebih baik?" mendadak dia melotot ke arahku, penuh rasa tanda tanya, campur ketertarikan yang mendalam.

aku tergelak,,

"aku tidak tahu, tapi, angin cuma akan membawaku ke dua tempat, tempat yang lebih baik dr ini, atau tempat yang lebih buruk dari ini... "
dia melihatku penuh kebingungan,,
"tapi,, paling tidak, aku tidak berada di tempat yang sama, yang tanpa resiko kehilangan atau mendapatkan." tambahku.

mendadak dia melihat mataku lekat-lekat.
"kenapa tidak ke kota?" tanyanya "kota besar, akan banyak pekerjaan, banyak mall, dan banyak hal yang bisa didapat dan ditemukan"

"mungkin cuma belum saatnya" jawabku enteng...

obrolan kami pun menjadi lebih panjang daripada waktu yang seharusnya ditunggu.
bunyi derum bis mengingatkan akhir dari pembicaraan ini.
aku dan dia sama2 menoleh ke arah bis yang mendekat.

"itu bis mu" kataku.

dia berdiri, seakan tak rela untuk meninggalkanku, dia menoleh beberapa kali sebelum benar-benar naik ke dalam bis. "kamu?" tanyanya..

aku tersenyum manis, berharap dia tidak usah memperdulikanku, mungkin pertanyaan dia cuma basa basi. dia beberapa kali mengetuk jendela bis tempat dia duduk,
seakan berkata .. ayo, ayo, naik ke sini.
tapi aku masih bungkam, menggeleng dan tersenyum,
dalam hati terus menguatkan, aku akan baik2 saja disini.

akhirnya, bis itu berjalan perlahan keluar dari area terminal..
hilang bersamaan dengan asap hitam yang mengepul,,
kontras dengan cahaya oranye matahari yang mulai mengamuk dari sela-sela awan gelap.


aku,
tidak akan bertemu dengan dia lagi kan?
aku tertawa, yang sebenarnya aku ingin menangis tragis.
penjaga terminal sepertiku, terus berharap suatu saat bisa keluar dari tempat ini,
bisa naik ke dalam bis, dan bersamaan dengan waktu melihat terminal yang menghilang,
bukan sebaliknya.


cara agar aku bisa bertemu dengan dia lagi,
hanya dengan naik ke bis, dan bertemu dia di terminal berikutnya.
yang mungkin, di terminal yang lain, dia bahkan lupa denganku,
atau lupa pembicaraan kita di terminal ini...


ketika dalam hidup,
orang datang dan pergi, dalam artian bukan datang dan meninggalkan,,
tapi pergi bersamaan dengan kehidupan dan waktu yang berputar,,
pergi ke terminal yang jauh di sana..
ke terminal yang mungkin entah berapa lama lagi aku bisa menjangkaunya,,
ke terminal yang mungkin menghilangkan pribadi kita sekarang ini,,
ke terminal yang mungkin tempat perpisahan kita,
.....


aku masih disini,..



"ke kota juga yah?" tanya seseorang di belakangku,
oh, ternyata "dia yang lain" ...
"aku juga mau ke kota nih" katanya sambil duduk di sebelah kananku, "sepi sekali yah disini, jam brapa ya bisnya datang?"
"jam satu" ujarku tersenyum. "permen?" tawarku..
"oh,, tentu" permen karetku kini berkurang lima.. "jadi kamu sendiri ke mana?"

aku tergelak,,

"ke tempat angin akan membawa ku pergi.."