Minggu, 23 Mei 2010

Indahnya Hidup

Aku mengusap kaca di sebelah kananku, dan menemukan pemandangan paling indah dan perasaan paling nyaman,..
Aku melihat bis ku menyusuri jembatan yang dibawahnya adalah laut,, dan bagi aku, itu sangat indah,
Aku masih merasakan Ac yang sejuk berembus menghidupkan di sekelilingku, apalagi di musim panas yang seterik ini,
Aku juga melihat banyak kapal-kapal yang terlihat mini menyusuri laut di bawah jembatan ini,
Keren,..
Indah,..
Hal yang pertama kali aku ingat,
Seandainya aku bisa menggambarkan, atau lebih, aku ingin mengajak kalian melihat keindahan tempat ini, melihat keindahan yang aku lihat, dan merasakan kenyamanan yang aku rasakan..

Hujan kemudian mulai membasahi bumi, seperti menyirami bunga,
mungkin bagi orang-orang menyebalkan, tapi itu juga terasa indah di hatiku,
Aku tidak sedang mengalami sesuatu yang menyenangkan,
Aku tidak sedang mendapatkan apa yang aku inginkan,
Aku juga tidak sedang mendapat uang semilyar, atau mendapat nilai tinggi, atau mendapat lotre, atau mendapat cowo tampan,,..
Aku tidak mengalami hal-hal yang luar biasa yang dapat membuat hal-hal biasa ini menjadi indah...
Aku hanya menyadari indahnya semua yang terjadi di saat ini, di saat aku merasa tenang dan damai, bahwa hujan, pemandangan, matahari terasa begitu menyejukkan dan menyenangkan, apalagi saat aku bisa melihat dan merasakannya,...

Rasa syukur, ini yang aku pelajari untuk terus bertahan hidup...
Mungkin aku memang tidak bisa menjadi seseorang yang hebat yang selama ini selalu aku harapkan,
Aku juga bukan orang yang terpandang, terhormat, pejabat atau artis,,
Aku hanya gadis biasa-biasa, dalam proses pengejaran mimpi,
Dan memang, kadang aku terpuruk tersesat merasa suram dan gelap,
Tapi, ..
Pada saat pemikiran bahwa, semua orang hidup untuk bahagia,
Dan aku pun sebenarnya, mimpi yang kukejar saat ini adalah untuk merasakan bahagia,
Aku baru merasakan, bahagia sesungguhnya selalu ada di sekitar kita,
Daun-daun yang berguguran dengan angin yang berhembus sejuk,,
Air yang terasa mendinginkan di musim panas,,
Juga Pemandangan yang sungguh luar biasa, yang ternyata "tidak semua orang bisa melihatnya"...
Aku merasa sangat damai, dan sungguh luar biasa bahagia,

Aku masih ingin-ingiiinnn sekali- menunjukkan pada kalian,
tentang apa yang aku lihat dan aku rasakan,
membagi -yang aku rasa- kebahagiaan, untukmu, untuk kalian,,,
Aku ingin tahu, apakah kalian akan merasakan hal yang sama sepertiku?

Kamis, 20 Mei 2010

kata kekasihku

pada suatu malam, kekasihku berkata,
dia merindukan aku, ...

sebenarnya itu wajar, karena akupun merindukan dia,,,
hanya saja, jarak kami terbentang samudra yang luas, dan dibatasi dengan sebuah layar komputer,, juga waktu.
sebenarnya itu wajar, karena aku juga masih sayang dia sejauh apapun kita,,,
tapi kesibukan kami juga membuat jurang diantara samudra yang luas tadi.
sebenarnya itu wajar, karena kami berdua masih membangun impian masing-masing,,,
hanya apakah benar ini yang harus direlakan untuk berpisah sejauh ini?

malam itu, di keheningan yang kurasakan,
juga di dalam hatiku, aku menulis email untukya,
"sayang, kita berpisah dan susah,
kebetulan pula, kita sama-sama sibuk,
dan sayang sekali, di indonesia pun, tempat tinggal kita berbeda,
suatu hari kamu berkata, percuma juga aku pulang,
bertemu dengan kamu - itu saja susah,
sekarang, kita berada di lain benua,
saat aku pulang, kita berada di lain tempat,
saat aku di tempat yang sama, kita berlawanan waktu,
belum lagi,
finansial kita yang sama-sama mepet,
juga kendala fasilitas kita yang terbatas,
aku baru sadar, sebenarnya, kapan perjalanan cinta kita sampai pada ujungnya?
ke mana seharusnya, biasanya, orang-orang mengakhiri perjalanan cinta seperti ini?
apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan ini?
kapan aku bisa, happily ever after bersama kamu?
kalau waktu-waktu ini saja,, kadang-kadang terasa hambar,,
tidak bergandeng tangan, tidak berpelukan?"

beberapa hari kemudian, kekasihku membalas emailku,
dia berkata dia akan memikirkan ke mana arah hubungan kita,
aku sebenarnya takut,
kadang yang terpikir, apa dia bosan dengan jarak sejauh ini?
apa ada gadis lain yang dia tertarik?
apa mungkin dia jenuh?

tidak sampai sebulan, dia membalas emailku lagi,
"sayang, aku tidak tahu ke mana arah hubungan kita,
tapi kamu jangan khawatir,
seperti katamu suatu ketika, kita kan mengejar mimpi,,
tidak ada hubungan yang berakhir indah tanpa pondasi yang pernah mengecap kepahitan,
sekarang kita sedang diuji, apa yang sebenarnya kita inginkan, dan apa yang kita pilih
apa juga yang kita harus korbankan,,
kita memang orang biasa-biasa, bukan dari miliarder terkenal, juga bukan artis,
tapi hubungan kita tidak biasa-biasa,
karena kita pernah mengalami hal-hal seperti ini,
dan ini yang menjadikan akhir itu lebih indah,,
akhirnya seperti apa? aku pikir, bukannya kita sedang melukisnya?
hanya saja belum selesai,... jadi, bersabarlah menunggu hasil lukisan kita..
aku yakin pasti indah.. "

aku tersenyum , aku merasa bahagia, merasa telah menjadi wanita paling bahagia saat ini,
aku senang, tahu, bahwa kekasihku, dalam ke-tidak bersamaan kita,
justru menjadi pondasi rangka yang berbalut dengan duri-durii, yang kemudian akan menghasilkan mawar,,... akupun begitu.

tidak tersenyum

detik-detik yang berjalan seakan melambat,
aku mengamati wajah-wajah itu di dekatku,,
yang satunya, lelaki berparas gagah dan lucu,
yang satunya lagi, lelaki berparas ganteng dan imut,,
mereka tertawa bersamaan, setelah mendengar sesuatu yang lucu,

detik-detik mulai berjalan cepat,
setelah kita sama-sama berjalan dan mengobrol santai,
membahas tentang sesuatu yang konyol, film-film yang bagus,
serta makanan-makanan yang selalu membuatku tertarik,,

lalu, sesampainya di kamar kita masing-masing,
detik-detik mendadak berjalan lebih lambatt,,
bahkan aku bisa menghitung langkah mereka kembali ke kamar mereka,
punggung mereka,
rambut mereka,
tekukan badan mereka,
cara berjalan mereka,
senyum mereka saat mereka melambai kepada kami dan menghilang,,
di balik pintu yang pelan "sangat pelan" pelan, menutup rapat,

mereka temanku,
sudah kuanggap teman baik,
yang bersama setiap hari melewati hari bersama kami, dan aku.

waktu kembali berjalan seperti biasanya,
tapi dada ku sesak,, wajahku panas,, aku ingin menangis tapi tak bisa,
aku terus-terus an menahan kata-kata seperti ini
"tidak bisakah lebih lama ada di sini?"
tapi aku tidak mengatakannya, sekalipun aku ingin,
kadang aku merajuk dekat dengan inti kalimat ku,
tapi nyatanya mereka tak sadar atau bahkan tak tergoyahkan,,

akhir semester ini, mereka akan kembali, ke negara mereka masing-masing,
kadang-kadang, aku berusaha untuk menikmati hari-hari ini,
tapi tidak jarang, perasaan sakit ini terus muncul, menghujam-hujam dikala aku sendiri,
aku terus mengatakan pada diriku, kalau kepergian mereka adalah baik buat mereka,
untuk masa depan mereka,
dan memang tidak mungkin kan, mereka terus-terusan berada di sini?


sesekali, mataku berlinang-linang, sekalipun air mata ini tidak menetes,
aku benci perpisahan, selalu benci perpisahan,
sesungguhnya, mana yang lebih baik?
tidak mengenal dari awal?
atau mengenal dan berakhir seperti ini?

Rabu, 12 Mei 2010

Lelaki yang gentle dan lelaki yang hampir gentle

si gendut ini diam saja dikata-katain dan diledekin oleh teman-temannya,
dia gendut, hitam, jelek, mukanya lucu dan culun,
tapi dia tersenyum manis, seolah apa saja yang baru dilontarkan kepadanya hanya banyolan konyol yang intinya kasih sayang dari teman-temannya,
benar saja, memang kita sayang padanya...

dia melihat aku tersenyum lucu, dan aku tertawa melihatnya,
belakangan ini aku tertarik padanya, sebagai teman...
ketika mereka yang lain menjauhi aku dan tidak tertarik di dekatku, hanya karena aku sudah punya pacar, dia tidak,
dia masih ada di dekat aku ketika aku membutuhkan nya,
masih mau menolong tanpa pamrih,
bukan karena dia menyukai aku, atau ingin merebut aku dari pacarku,
tp karena dia melakukan apa yang seorang lelaki harus lakukan...

"nganggur nih, yuk ngobrol2" misalnya kata ini,kepada beberapa teman lelaki ku,
beberapa yang lain akan berkata
"nanti dimarahin sm pacar km loh"
atau berkata,
"wah,, emg pacarnya ke mana nih?"
atau sejenis kata2,
"bukannya ini waktu untuk ketemu pacar kamu?"
ataww,,yg lebih halus dan banyak digunakan
"nanti ak ditabok loh sm pacar situ,, gak enak"
dan totalnya pada intinya adalah...
"aku gak mau ngbrl sama kamu, karena kamu punya pacar, kalo km gak punya pacar sih oke2 aja"

contoh-contoh seperti diatas memang realitas yang amat sangat pasti,
pembuktian bahwa mereka adalah lelaki-lelaki yang hampir gentle..

tapi,
"yuk, ngbrl apa?"
kata itu,, dia lontarkan,
dia tidak peduli aku sama siapa aku milik siapa,
karena bagi dia, aku memang temannya, dan semua orang punya hak untuk mengobrol.
jadi aku merasa nyaman, dia bisa tertawa dan membuat aku merasa masa bodoh bagi lelaki lain tanpa aku harus berlagak sok jaga image,

si gendut memang membuat aku nyaman, dan sekalipun ternyata, dia juga melakukan semua yang sama kepada semua orang,
aku tidak merasa keberatan, juga tidak merasa cemburu, atau apa,,
karena aku tau, dia adalah teman yang baik, lelaki yang gentle,
dia mendekati aku bukan karena aku single, dan cantik
juga bukan menjauhi aku karena aku pny cowo dan jelek...
tapi dia apa adanya, "kita kan teman baik, ya kan?" katanya tertawa,,

dan iya, memang,,
"aku menganggap kamu teman yang baik"

lagi-lagi para lelaki berbadan bagus dan berotot juga berwajah lumayan mulai meledeknya,
"hey kuda nil,, badan aja digedein"
dia tertawa,, dan mulai berusaha membalas ledekan mereka,,
aku juga tertawa, paling tidak,, si kuda nil ini lebih gentle daripada mereka semua yang berbadan bagus,, lelaki paling sejati dan perhatian.
teman yang paling baik. (^^)

memutar waktu

saat ini aku tertegun,,
masalahnya tidak sekedar bisa atau tidak, tapi ini sudah ada atau tidak ada.
mejanya kosong,
padahal baru saja aku meletakan tas di atasnya,

dadaku berdebar kencang, walau aku sudah yakin bahwa ini pencurian,
tapi aku meyakinkan diri bahwa ini adalah permainan.
teman-teman disekitar ku tak mengakui bahwa mereka mengambil tasku,
aku memaksa agar mereka mengaku, padahal aku tau, mereka jujur...

kepalaku berputar cepat, aku ingat dimana terakhir kali aku meletakkan,
aku bahkan mulai menghitung berapa banyak barang di dalamnya,
ada berapa buku penting dan handphone di dalamnya, juga kunci kamar,
dalam detik2 ini, aku merasakan seandainya,, aku bisa mereply dengan cepat apa yang baru saja terjadi,
sepuluh menit saja, sepuluh menit yang lalu,
aku ingin tetap berada di sini, memegangi tas ku dengan erat,
dan tidak pergi ke manapun hingga ada orang yang dipercaya untuk menjaga tas ku,
sepuluh menit saja, berputar kembali sepuluh menit saja,
atau melihat siapa yang akan datang mengambil tas ku,
dan dengan kerennya aku berkata, itu tasku, dan kuambil kembali,,..
hanya sepuluh menit,,,
sepuluh menit yang lalu,,

terus-terusan ak memejamkan mata, berharap, waktu berputar sebentarrrrr saja,
hanya sebentarr,,, karena aku ingin menangkap momen-momen tadi,
aku mau mencegah hal yang buruk ini terjadi,,
hanya sebentarr...

tapi tidak ada yang terjadi,
detik jam tetap berjalan searah jarum jam,
tiba-tiba aku membayangkan adegan-adegan yang lebih parah daripada kehilangan barang,
kematian.
jika seseorang baru 10 menit yang lalu meninggal,
seseorang 10 menit yang lalu baru saja ditabrak,
seseorang 10 menit yang lalu baru saja membunuh,
seseorang 10 menit yang lalu baru saja berbohong,
seseorang 10 menit yang lalu baru saja mencuri,
seseorang 10 menit yang lalu baru saja mendapat musibah,,..
apakah sepuluh menit tidak bisa diulang sebentar saja Tuhan?
hanya sepuluh menit,,,

maka yang meninggal tidak akan meninggal,
yang kehilangan tidak akan kehilangan,
hanya sepuluh menit,,

memutar waktu, sepuluh menit yang lalu,,
aku ingin...

Yang merasa Pahlawan

diam-diam dia tercekat,
saat itu, aku sedang berada di dekatnya, dihina-hina,,
mereka yang adalah "teman-teman" ku, membantaiku di depanku,
dikatakannya bahwa aku tidak mementingkan mereka,
sedikit lebih lucu, aku disuruh memilih kelompok tugasku , atau memilih acara liburanku,,...
yang jelas2,, tugasku benar2 tak penting dan keteteran..
tp ak diam saja,, karena memilih salah satu memang susah,
apalagi dengan embel-embel, pilih teman atau diri sendiri,,
aku tidak mau menyakiti salah satuu..

dia masih diam saja, melihat aku dikata-katain tentang moralku,
lalu mereka pergi, karena puas mengolok-olok aku, yang intinya memanipulasi agar aku tidak pergi berlibur.
lalu dia berkata, "seharusnya kamu bicara"
tapi aku tidak menjawab, aku pikir, seharusnya dia juga bicara, karena yang berlibur kan kita berdua.

akhirnya dia pergi meninggalkan aku,,
dan aku merasa panas yang amat sangat,, menjalari tubuhku,
mungkin karena aku merasa marah yang tertahan, dan juga kata-kata yang ingin kuucapkan namun dipendam.
lalu aku tertidur,,

sebangunnya aku, aku sudah berada di sekeliling "teman-teman" lagi,
yang nampaknya tak puas membantaiku tadi malam.
pagi ini, kita memulai sidang terbuka lagi,
sidang yang adalah aku tersangkanya,, dan dia, entah dia pergi ke mana.

aku mendengarkan saja omongan mereka, dan memendam rasa sebal ini dalam-dalam.
mereka mulai melemparkan omongan yang pedas,
mulai dengan cabe dan bumbu-bumbu merica lainnya.
hingga, aku berharap hari ini hujan dan ada petir besar yang mengenai kita semua,
saat aku membayangkan petir besar yang meliuk-liuk dalam otakku,
dia datang...

dan duduk disebelahku, dan mulai mendengarkan lagi..
sidang terbuka yang melelahkan ini, dan sidang yang berkisar sekitar 1 jam ini,
dia tak juga bergeming,,
hingga seseorang dari mereka memanggil namanya,
dan bibirnya mulai terbuka..

aku tidak terlalu ingat dengan pasti apa yang dia katakan,
tapi semua orang terguncang dengan kata-katanya, begitu juga dengan aku,
aku merasa, kata-katanya tepat, juga menancap dalam hati kita smua...
dia membual tentang persahabatan, tentang kasih, tentang waktu, dan sebagainya,
bagaikan pujangga yang merasa pahlawan, namun kesiangan.
kata-kata nya indah, dan membuat kita smua terdiam lalu sedikit demi sedikit psikologis kita masing-masing ikut membaur dengan keindahan bualannya,,

oh pujangga, kau menyelamatkan aku,, dan aku lolos dari sidang itu,
dan saat kulihat dia, dia kembali menjadi dirinya lagi, terdiam dan linglung,,
sepertinya, pujangga tadi merasuki dirinya,
tapi apapun itu,, yang merasa pahlawanku, kau keren. :)