Selasa, 07 April 2009

pecandu mimpi

bolak balik aku bermimpi aneh,
malam ini aku bermimpi dua episode,... tak lebih aneh dari malam-malam sebelumnya,
tapi ketimbang aku mengingat-ingat yang kemaren-kemaren, lebih baik, aku mengingat mimpi semalam yang dejavu sekali di benakku...

mimpi pertama.
aku berada di rumah besar dan megah... aku seorang wanita, setengah baya.
dan istri orang.
aku tidak terlalu ingat siapa orang itu, yang pasti, setiap malam.. suara-suara wanita yang melengking-lengking memanggil-manggil seluruh penghuni rumah besar itu.
amat sangat banyak orang,

hantunya adalah, seorang laki-laki, yang hanya muncul di depanku,
sisanya, suara-suara lengkingan wanita yang parau dan pilu.

sampai titik titik penghabisan kesabaran,
suamiku, entah siapa, dia mengerahkan para pengusir hantu, untuk mengusir hantu itu.
dan, bukannya ketakutan, yang kulakukan adalah, mencegahnya...

yang kurasakan adalah, sepenuh cinta yang tak pernah terbalas,
mencintai si hantu yang setiap malam muncul di depanku,
dan lengkingan itu tidak membuatku takut.

dan settingnya berubah mendadak,

mimpi kedua.

aku jadi berada di rumahku, dua temanku menjemputku dengan mobil, merah.
dan aku bersumpah aku bilang pada mereka,
"aku tidak merasakan ini nyata, tidak mungkin ada kamu di sini, ini pasti mimpi"

mereka berdua tertawa.. "pegang aja aku, jelas-jelas aku nyata"

yang aku tahu, temanku tidak pernah punya mobil, dan mereka tidak ada di sini.
imajinasiku bercampur aduk dengan akal sehatku,
mengguncang kegilaan jiwaku.

dan si teman, berubah menjadi seekor anak anjing yang lucu, golden.
tapi yang kurasakan bukanlah senang melihat si anak anjing yang imut-imut,
melainkan jijik...

dan si anak anjing terus menerus mengejarku,
aku tidak mau bertemu. aku melarikan diri ke atap.
dan melihatnya mencari-cari aku.

si hantu, berada di sebelahku, menyelamatkan aku dari si anak anjing,
si anak anjing menguuik-nguik sedih karena tak menemukan aku,
sebaliknya aku lega, dia tak menemukan aku,
si hantu tersenyum padaku,...

"entah kenapa aku tidak merasa takut padamu walaupun kamu hantu"
ujarku dalam hati,

dan lengkingan itu datang lagi....

aku terbangun,
omaygad.. terlambat bangun lagi...
memang aku pecandu mimpi, sambil menstabilkan jiwa dan tubuh yang kalut oleh rasa berdebar-debar yang berlebihan,
kadang aku bersyukur itu hanya mimpi,

sambil berangkat, aku bertanya-tanya, mimpi apa lagi aku nanti malam?

ironisnya hidup bersamamu (sepenggal cerita-part.3)

seorang gadis nampak duduk di ujung koridor.. berwajah suram,
dan makin masam oleh waktu yang terus berdetak.. tak.. tak...

yang dirasakan seiringan bersamaan dengan detak waktu adalah, jantungnya.
mendadak berdebar-debar dan berubah menjadi kegalauan luar biasa.

pikiran-pikiran yang tidak baik berkelebatan di pikirannya, dan sesaat tertuju pada keputusan finalnya, -penderitaan tiada akhir-

"ayolah.. ayolah... " katanya menenangkan diri,
dia buru-buru menyetel musik dan memasang speakerphone di telinganya,
memecet-mencet dengan galau musik apa yang dirasa cocok untuk menenangkan dirinya,
namun perasaannya menjadi campur aduk tak karuan ketika mendengar lirik lagu...
"kini, aku sendiri.. tak ada yang mencari..sampai disini.."

debaran dadanya menjadi tambah kuat.


akhirnya, seseorang datang menghampirinya, bertanya-tanya,
"kenapa ada di sini? sendirian pula!"

dia tersenyum masam, "hm.. sedang menganggur"

"ngga pulang aja?"

"akan"

lalu orang itu pergi dan menghilang,
si gadis tak mengalihkan pandangannya dari punggung orang tersebut, hingga pudar oleh lorong-lorong koridor yang makin gelap.


perasaan menjadi tak menentu, mengapa begini?
mengapa berat melihat orang yang pernah dikasihi,.. bersama orang lain?
kenapa tidak mencoba melupakannya sejenak... atau lebih baikkah jika amnesia sesaat?


si gadis menghela nafas berat,
"...aku pasti bisa".

ketika cinta membutakan segalanya, kadang, yang diperlukan hanya kekuatan diantara pengkhianatan dan kekecewaan luar biasa....
sambil bersumpah untuk terus maju, si gadis bergerak untuk mengikuti punggung itu,
"suatu saat, aku pasti akan mentertawakan kejadian ini..." menghapus kekecewaan dan air matanya...

dia maju.