Sabtu, 28 Maret 2009

ironisnya hidup bersamamu (sepenggal cerita-part.2)

"aku sangat senang hari ini" kata dia, tersenyum.
memutar panel mobil dan keluar dari mobil itu.
beberapa teman gadisnya ikut tersenyum dan berterima kasih.

si cowo, pergi dengan wajah yang sama berseri-seri nya dengannya.
lalu gadis-gadis itu mengamati si mobil yang lambat laun menjauh,
setelah tak terlihat lagi... mereka tertawa,

"aku sudah tahu, pasti dia suka lo sama kamu!" kata salah seorang gadis

dia tersenyum senang, "yah.. mungkin saja"

lalu tawa canda mereka menggaungi sekitar mereka.
gaun mereka nampak cocok bergelantung di tubuh mereka, hari yang spesial,
baju yang spesial.. dandanan yang spesial.

"hari ini menyenangkan"



tentu saja.

tak nampak oleh mereka, aku ada di lantai empat,
mengamati mereka, di antara kesepian ku di keheningan malam.
rintik-rintik hujan membasahi badanku yang kacau oleh sakit.

berpikir,
"apa yang terjadi pada masa-masa ku yang sama dengan dia?"
"apa yang membuatku berbeda antara aku dan dia?"

kenapa sekarang dia bisa tersenyum dan bercanda dengan yang lain?
sementara aku terpuruk suram tidak penting sendirian di sini?

menyadari semuanya berubah sedemikian pesat,
tak henti-hentinya aku membaca sms terakhir darinya,
[aku besok akan datang]
seakan itu nyata saja, aku tertawa...



[---bagaimana akhir kisah ini?---]

Minggu, 22 Maret 2009

ironisnya hidup bersamamu (sepenggal cerita-part.1)

pelan-pelan kugenggam handphone di sampingku, aku tidak merasa berdebar-debar,
tetapi lebih berasa penasaran yang menggebu-gebu.

kuketik sebuah kalimat,
"terima kasih untuk semuanya, selamat tinggal,..."

lalu ak mengirimkannya ke nomer yang begitu melekat di kepalaku selama sekian tahun,
tidak perlu waktu lama untuk mendengar nada dering sms,

"apa maksudmu?!"

aku tersenyum, lalu mengetik,
"ya, terima kasih untuk segala yang telah kau berikan padaku,....
kita berpisah,..."

"TUNGGU! aku segera kembali ke rumahmu! aku mau semuanya jelas! aku ngga ngerti!"

aku berlari ke arah pagar, menunggu deruman motornya, yang perlahan mulai mendekat,
wajahnya berubah dibanding saat dia meninggalkanku,
pucat dan penuh amarah,
"apa yang terjadi?!" serunya, "kita putus?"

"maksudnya?" balasku balik bertanya

"kamu bilang selamat tinggal...."

aku tergelak, dan memeluknya,
"aku bilang, selamat tinggal untuk hari ini,...
kita bertemu lagi besok"

dia tersipu, seakan malu akan kebodohannya sendiri,
baru beberapa saat lalu dia berpamitan untuk meninggalkanku,
tapi sekarang dia merasakan benar-benar tak ingin meninggalkanku,
"aku sayang kamu"
"dan begitupun aku"

lalu, untuk yang kedua kalinya, dia berpamitan,
dia tertawa lagi, merasa tertipu, tapi sebaliknya, dia begitu menyadari,
meninggalkanku adalah kesengsaraan terbesar,
aku tertawa juga, memandanginya yang seakan tak rela meninggalkanku,
"selalu ada hari besok kan?" tanyaku

dia mengetukkan jarinya ke dahiku,
"jangan melakukan hal itu lagi"

"lakukan apa?"

"jangan membuatku terkejut"

lalu kita berdua sama-sama tertawa,



[---bagaimana akhir kisah ini?---]

perasaan yang membeku

aku tersenyum kecil hari ini, meragukan keberadaanku sendiri.
iyakah aku hidup, diantara lingkungan yang sepi dan menyedihkan di sekitarku?
aku tak jelas mengerti, apa yang sebenarnya terjadi...
bagaimana seseorang menjalani hari-harinya supaya tak terasa sepi?

kadang aku tertawa sendiri membayangkan dulu-dulu dimana hari-hari begitu menyegarkan,
selalu ada canda baru untuk diceritakan, selalu ada gosip, selalu ada skandal...
sesuatu yang menegangkan dan membuatku tak lupa untuk selalu berdebar-debar
merasakan cinta yang amat sangat banyak,

perasaan yang sangat menyenangkan, perasaan ingin melihat ingin dilihat
seorang gadis kecil yang sibuk mengetik di handphonenya, tertawa sendiri
dan penuh semangat ketika nada deringnya berbunyi. "halo.." katanya penuh dengan suka cita.

tak ada sedikitpun rasa suram di wajahnya, berseri-seri dengan muka yang memerah semu
perasaan itu menjadi-jadi ketika seorang datang menghampirinya,
gadis itu tertawa-tawa senang dan berceloteh seakan baru menemukan tempat curhatnya.
tak henti-hentinya orang tersebut tersenyum sambil mengelus-elus kepala si gadis, seakan dia anaknya.

Dan ketika waktu menjelang, si orang tersebut berpamitan,
memang selalu ada perpisahan...
si gadis berwajah cemberut, berharap orang tersebut tak lantas pulang,
masih banyak yang ingin dibahas dan diceritakan..
tapi sesungguhnya, si gadis senang berada di dekatnya.
orang tersebut tersenyum mesra dan berjanji, besok akan menemuinya lagi...
tak ingin melewatkan waktu sendiri lama-lama, si gadis buru-buru masuk ke kamarnya,
lebih baik melewatkan waktu dengan tidur, lebih cepat...

tak sabar ingin bertemu lagi,
perasaan yang meledak-ledak,

"apakah kamu besok akan datang lagi?"

"tidak diragukan"

si gadis tersenyum bersemangat, "aku selalu menunggumu"

"aku tahu"

dan sepotong hatinya terbawa serta... tertanam dalam kuburan es,
membuatnya terbeku,
bahkan tanpa sadar,
meragukan, apakah perasaan itu pernah ada atau tidak.

Sabtu, 14 Maret 2009

Menjejakkan kaki di hari yang baru

Bertanya-tanya, ada apa gerangan yang akan terjadi hari ini?
pakaian mereka bersih" dan rapi, beberapa nampak seakan siap untuk mengantor..
iyah, barangkali penampilan mereka membesarkan hati, untuk tampil ter-baik.

menjejakkan kaki di sini, membuatku nampak ciut....
pakaianku yang berantakan membuatku seakan minder, memalingkan wajah ke sekeliling
ketakutan melandaku sesaat setelah pintu dibuka, aku maju pertama.
tidak banyak yang menyapaku, beberapa hanya menepuk-nepuk bahuku...
aku tersenyum, dan membalas... "smoga berhasil" bisikku...

mendadak, perutku terasa naik turun, mulas, dan kacau
dan perasaan tak menentu itu terus menetap tanpa mau menghilang.
debaran dada ini tak hanya seolah perasaan yang berlebihan.
tanganku mendingin dan seakan tak ingin kalah, kepalaku ikut berdengung-dengung pusing
merasakan, syndrom yang tak biasa ini, aku mencelos..

namaku dipanggil, dan seakan tak bisa ditahan oleh waktu, aku berangkat untuk maju
kulihat, banyak teman-teman duduk di belakang mereka,
mungkinkah siap untuk menerkam?
menarik nafas, aku melangkah....